RADAR TEGAL – Surakarta menyimpan banyak bangunan dan lokasi bersejarah yang berharga. Salah satunya adalah Benteng Vastenburg di kawasan Kedung Lumbu, Pasar Kliwon, Kota Surakarta.
Benteng ini fungsinya hampir sama seperti benteng pada umumnya, yakni sebagai pangkalan militer dan tempat pertahanan saat berperang.
Pada sejarahnya manusia telah membuat benteng sejak ribuan tahun yang lalu dengan berbagai bentuk. Adanya benteng juga berfungsi untuk mencegah bahaya dan menjaga keselamatan para penduduk di wilayah tersebut.
Di Indonesia sendiri benteng kerap mudah dijumpai yang rata-rata peninggalan dari kolonialisme Eropa, terutama Belanda.
BACA JUGA: Fakta Pura Mangkunegaran di Solo, Wisata Budaya Jawa-Eropa
Fakta Benteng Vastenburg
Apabila di Yogyakarta terdapat Benteng Vredeburg, maka di Surakarta memiliki Benteng Vastenburg yang menjadi peninggalan kolonialisme Belanda.
Sejarah benteng
Benteng vastenburg berlokasi sangat dekat dengan Keraton Hadiningrat Surakarta. Lokasinya berada di Kedung Lumbu, Pasar Kliwon.
Benteng ini pertama kali dibangun tahun 1745 berdasarkan perintah Baron van Imhoff, yang merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-27.
Gubernur tersebut juga yang ikut mendorong terjadinya pemberontakan oleh Pangeran Mangkubumi kepada Susuhunan Pakubuwana II. Melalui peristiwa tersebut terpecah dua kerajaan mataram islam, yakni menjadi keraton Surakarta dan keraton Yogyakarta.
Bangunan benteng ini dibangun dua tahap, dan awalnya bernama Benteng Grootmoedigheid yang bermakna kemurahan hati. Selanjutnya di tahun 1756, tempat ini berubah menjadi seperti yang kita kenal, Benteng Vastenburg.
Uniknya, benteng ini bukan hanya sebagai lokasi pertahanan, melainkan juga berfungsi sebagai kantor Residen Surakarta sampai tahun 1896.
BACA JUGA: Gedung DJoeang 45 Solo, Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia
Komplek Benteng Vastenburg
Berdiri di antara Keraton Kasunanan Surakarta dan Kantor Gubernur Belanda, benteng ini memiliki bentuk bujur sangkar. Dindingnya merupakan bata dengan tinggi enam meter.
Setiap ruangan memiliki penonjolan di setiap sudutnya yang bernama bastion.
Di benteng ini juga terdapat parit yang mengelilingi tembok dengan jembatan sebagai penghubung ke arah pintu gerbang utama.
Jembatan tersebut sekarang sudah tidak ada dan yang tersisa hanya parit yang sangat dangkal. Benteng Vastenburg juga mempunyai lapangan yang cukup luas.
Dahulu lapangan tersebut berguna untuk apel bendera maupun persiapan pasukan.
Bagian dalam terdapat bangunan yang mirip rumah sebagai tempat tinggal para prajurit serta keluarganya. Tidak hanya itu, terdapat juga 7 bangunan asrama mengelilingi benteng.
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Coworking Space di Solo, Cocok Buat WFH dan Belajar
Fungsi Benteng Vastenburg
Selain sebagai tempat pertahanan militer, benteng ini dibuat untuk mengawasi Keraton Kasunanan Surakarta. Hal itu juga yang membuat benteng ini sangat berdekatan dengan keraton.
VOC memberikan mandatori untuk mengawasi gerak-gerik dari pada penguasa mataram di Solo. Bahkan dahulu terdapat meriam yang arahnya langsung menuju keraton.
Menurut sejarah, hal tersebut Belanda lakukan agar tidak terjadi perang saudara antara penguasa mataram islam. Melansir dari metrotvnews, di Benteng Vastenburg terjadi pertemuan Pakubuwono dengan Ki Gede Sala.
Kondisi sekarang
Pasca Indonesia merdeka, benteng ini berguna sebagai markas Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pada tahun 1970-1980-an, tempat ini berfungsi menjadi pusat Brigade Infanteri 6 wilayah Surakarta.
Benteng ini juga sempat terbengkalai, dan baru di tahun 2010 termasuk sebagai Situs Cagar Budaya. Benteng Vastenburg juga mengalami restorasi bangunannya.
Baru di Juli 2023, Benteng Vastenburg disita oleh Kejaksaan Negeri Jakarta akibat perkara tindak pidana korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi Benny Tjokrosaputro.
Itu dia berbagai fakta menarik tentang bangunan Benteng Vastenburg. Apabila kamu ingin berkunjung, harga tiket masuk sangat terjangkau. Dewasa hanya Rp 2.000 dan anak-anak Rp 1.000.***