: :
Jateng  

Warga Muhammadiyah Dilarang Golput dalam Pemilu 2024


Warga Muhammadiyah
Warga Muhammadiyah Tidak Dianjurkan Golput

RADAR TEGAL – Warga Muhammadiyah tidak dianjurkan untuk golput (golongan putih) dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 mendatang. Bahkan, jika ada kesempatan untuk bisa aktif dan mengambil peran dalam eksekutif, legislatif maupun yudikatif.

Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah terpilih H. Tafsir mengatakan terkait politik, organisasinya sudah jelas. Secara kelembagaan netral, menjaga kedekatan yang sama dengan semua komponen termasuk partai politik.

“Netralitas yang kita bangun adalah netralitas aktif bukan pasif. Lembaganya netral tetapi kadernya harus memilih,”katanya.

Menurut Tafsir, warga Muhammadiyah harus pula mengambil peran, begitu ada peluang di eksekutif, legislatif dan yudikatif. Sebab, kekuasaan itu penting.

“Karena legalitas amal usaha Muhammadiyah ada di tangan penguasa, kalau tidak mengerti Muhammadiyah akan repot. Nah, tentunya akan lebih strategis kalau penguasa itu dari kader Muhammadiyah,”tandasnya.

Karenanya, kata Tafsir, pihaknya akan berperan maksimal, organisasi boleh netral warganya harus memilih. Muhammadiyah mengembangkan politik kebangsaan, politik kemanusiaan universal, bukan politik partisan.

“Warga Muhammadiyah juga tidak boleh golput. Kita mendukung kader yang terjun ke salah satu parpol, jadi golput tidak kita anjurkan,”tegasnya.

Hasil Musyawarah Wilayah Muhammadiyah di Tegal

Terkait hasil Musyawarah Wilayah yang telah berlangsung, Tafsir mengatakan untuk program kerja tinggal mengimplementasikan hasil Muktamar. Tetapi Ada 3 hal Penekanan program di Jawa Tegah.

“Pertama, kaderisasi di seluruh sektor kehidupan, di seluruh profesi. Karena banyak aspek kehidupan yang tidak boleh kosong dan harus kader Muhammadiyah isi,”ujarnya.

Kedua, kata Tafsir, pendirian pusat kader ulama. Karena umat islam butuh ulama-ulama Muhammadiyah yang akan memimpin masyarakat, pesantren yang saat ini tumbuh pesat.

Kemudian yang ketiga, ujar Tafsir mencoba membangun pilar keempat yakni ekonomi dengan industrialisasi. Sebab, saat ini sudah ada embrio-embrionya di Jawa Tengah.

“Setelah kita mampu di bidang kesehatan, pendidikan dan sosial, maka kita mencoba untuk membangun ekonomi. Salah satu bentuknya yakni membangun industri di Muhammadiyah,”tandasnya.

Tafsir menambahkan salah satunya embrio yang sudah ada yakni produksi mie instan di Solo dan alat kesehatan di Sukoharjo. Kemudian, di Magelang memiliki pabrik pengolahan kayu.

“Juga produksi air kemasan di setiap daerah yang masih merupakan industri rumah tangga,”pungkasnya. ***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *