: :
Jateng  

Bekas Kepahitan Masa Penjajahan, Ini Alasan Kenapa Makanan Jawa Selalu Manis


Sistem tanam paksa, penyebab makanan Jawa terasa manis.
Sistem tanam paksa, sejarah penyebab rasa makanan Jawa manis.

RADAR TEGAL – Salah satu ciri khas dalam masakan Jawa adalah memiliki rasa manis. Ya, hal ini adalah salah satu yang membuat orang luar Jawa heran. Sebab, makanan Jawa manis mulai dari sambal, sayur, sampai minumnya.

Orang Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jogja menyukai rasa manis dalam masakan mereka. Di masakan mereka, Anda akan menemui cita rasa manis. Makanan Jawa manis ini ternyata memiliki sejarah panjang.

Salah satu pengaruh besar budaya Indonesia adalah ajaran Hindu, yang sudah masuk sejak abad ke-4. Dalam ajarannya, rasa manis harus ada dalam masakan, tetapi harus seimbang dengan 5 rasa lain agar harmonis. Inikah awal mula faktor sifat makanan Jawa yang manis?

Ternyata, asal mula sejarah makanan Jawa manis tidak sejauh itu. Tetapi, cita rasa manis ini adalah dampak pada penjajahan Belanda. Berikut ini adalah alasan dari kesukaan orang Jawa terhadap rasa manis.

BACA JUGA: Sejarah Uang Logam Indonesia, Jejak Peradaban Mata Uang Nusantara

Dampak tanam paksa di penjajahan Belanda

Pada tahun 1800-an, Hindia Belanda menghadapi dua pemberontakan yaitu Perang Diponegoro pada 1825-1830 dan Perang Padri pada 1803-1838. Kedua perang ini mengakibatkan kosongnya kas kolonial Hindia Belanda.

Untuk mengisi kekosongan uang itu, Gubernur Jenderal pada masa itu, Johannes van Den Bosch, mengusulkan pemberlakuan tanam paksa. Sistem ini memaksa orang Jawa untuk menanam rempah yang laku di pasar Eropa, yaitu kopi, teh, dan gula.

Akibatnya, lahan sawah rakyat tidak menghasilkan beras, alih-alih untuk menanam komoditas yang ditetapkan saja. Rakyat pun mengalami kelaparan bertahun-tahun karena ketiadaan beras.

Mulai dari situ, rakyat orang Jawa bertahan hidup dengan mengonsumsi tebu. Apalagi, pada masa itu, 70% lahan sawah di Hindia Belanda ditanam tebu. Rakyat memanfaatkan air perasan tebu untuk bahan masakan.

BACA JUGA: Bentukan Politik Kerajaan Mataram di Zaman Dahulu, Inilah Asal Usul Bahasa Ngapak

Sumber energi petani Jawa dalam makanan manis

Sejarah tanam paksa menjadi asal mula kenapa rakyat Jawa Tengah menyukai makanan manis.

Tetapi, ada juga pendapat lain yang menyatakan bahwa kesukaan orang Jawa pada rasa manis ini berkaitan dengan pekerjaan penduduk. Mayoritas orang Jawa adalah petani.

Karena pekerjaan mengurus sawah yang berat, orang Jawa mengonsumsi makanan yang mengandung gula. Kandungan glukosa dalam gula menjadi sumber energi yang baik.

Pasca pencabutan tanam paksa, produksi gula di Jawa masih tetap berlanjut. Ladang tebu dan pabrik gula beralih pada pabrik swasta Belanda dan sultan-sultan dari keraton Solo dan Yogyakarta.

Bahkan, gaji priyayi yang biasanya berupa tanah berganti menjadi hasil ekspor gula.

Cita rasa suatu masakan di daerah tertentu rupanya tidak hanya tradisi, tapi juga jejak dari sejarah masa yang sulit. Ternyata, di balik cita rasa makanan Jawa yang manis, ada kisah pahit dari penjajahan di masa lampau.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *