RADAR TEGAL – Sejarah uang logam Indonesia mencerminkan perjalanan sejarah dan perubahan bangsa Indonesia. Uang logam telah menjadi saksi bisu peristiwa penting dan perubahan sosial yang membentuk identitas keuangan dan budaya Indonesia dari masa ke masa.
Perkembangan sejarah uang logam Indonesia membuka jendela untuk memahami perubahan masyarakat Indonesia dan bagaimana sistem ekonomi telah berkembang dari waktu ke waktu.
Namun, di era modern, sejarah uang logam Indonesia mengalami transformasi karena adanya perkembangan teknologi dan sistem keuangan yang lebih canggih.
Informasi mengenai sejarah uang logam Indonesia ini berasal dari kanal YouTube Icon of Indonesia oleh Radar Tegal.
BACA JUGA: Gethuk Goreng Sukaraja Banyumas, Begini sejarah Awal Mulanya Hingga Peroleh Warisan Budaya Nasional
Awal mula sejarah uang logam Indonesia
Uang merupakan alat penting dalam kehidupan manusia untuk membeli barang dan membayar jasa. Namun, sebelum adanya uang logam, manusia bertransaksi dengan sistem barter, yakni pertukaran barang dengan barang atau jasa dengan jasa.
Seiring perkembangan zaman, uang komoditas muncul sebagai alat tukar yang nilainya berasal dari benda-benda berharga seperti emas, perak, dan lainnya.
Uang di Indonesia dari uang kertas hingga uang logam
Dalam sejarah uang logam Indonesia, uang logam telah digunakan lebih dari 2000 tahun sebelum masehi, namun standardisasi dan sertifikasi baru terjadi pada abad ke-7 sebelum masehi.
Pertama kalinya Indonesia mengeluarkan uang koin adalah pada tahun 1951 dan 1952, dengan nominal 5 sen, 10 sen, dan 25 sen berbahan aluminium oleh Royal Dutch Mint.
Koin-koin ini memiliki gambar yang berbeda di kedua sisinya, termasuk bunga beserta nominal dan nama “Indonesia” dalam huruf Arab.
Pemerintah Republik Indonesia telah mencetak mata uang Rupiah dalam bentuk awalnya adalah uang kertas, meskipun demikian, pada tahun 1963, pemerintah memperkenalkan uang logam baru dengan nominal dua setengah rupiah.
Namun, pada tahun 1965, negara Indonesia mengalami inflasi besar-besaran, dan indeks harga naik 363 kali lebih tinggi dari tahun 1958.
Setelah inflasi terkendali, pada tahun 1970, Bank Indonesia mulai memperkenalkan kembali uang logam, mulai dari kuningan hingga aluminium.
BACA JUGA: 8 Maret Hari Apa? Hari Perempuan Sedunia Beserta Sejarah Terbentuknya
Perkembangan uang logam pecahan Rp500
Dua sisi uang koin memiliki peran masing-masing, di satu sisinya terdapat tulisan nominal dan di sisi lainnya terhiasi dengan gambar. Pada masa kerajaan, uang logam kuno sering menampilkan gambar kepala negara atau raja.
Pada tahun emisi 1977, 1982, dan 1992, pemerintah pernah mencetak uang kertas dengan nominal Rp500. Selain itu, uang logam senilai Rp500 rupiah juga masih beredar dengan tahun emisi 1997, 2003, dan 2016.
Dalam sejarah uang logam Indonesia, ada dua jenis uang logam senilai Rp500 yang berlaku saat ini. Pada 28 Agustus 1997, pemerintah pertama kali mencetak uang logam pecahan Rp500 berwarna emas dengan bahan dasar aluminium bronze.
Enam tahun setelahnya, pada 3 November 2003, keluar lagi uang logam pecahan Rp500, namun dengan bahan aluminium biasa sehingga berwarna silver.
BACA JUGA: 14 Februari Hari Valentine, Ini Legenda dan Sejarahnya
Desain terkini uang logam Rp500
Pada tahun 2016, Bank Indonesia mengeluarkan uang logam pecahan Rp500 dengan desain tokoh pahlawan, Letjen TNI T.B Simatupang, dan gambar Garuda, serta teks “Republik Indonesia” dan “Letjen TNI T.B Simatupang” di bagian depannya.
Bagian belakangnya menampilkan teks “Bank Indonesia” dan “Rupiah”, serta angka nominal 500 dan tahun emisi “2016”.
Meskipun uang logam mungkin dianggap sepele oleh beberapa orang karena nilainya yang relatif kecil, namun keberadaannya tak akan lekang oleh waktu karena memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Bahan tambang seperti emas dan perak selalu digunakan sebagai bahan utamanya, mencerminkan peran pentingnya uang logam dalam jejak peradaban mata uang Indonesia.
Sejarah uang logam Indonesia menggambarkan perjalanan panjang dan perubahan bangsa dalam aspek keuangan dan budaya. Uang logam menjadi saksi bisu peristiwa bersejarah yang membentuk identitas Indonesia dari masa ke masa.***